Kolose 2:16-23. Hukum Taurat = Sarana Bagaimana Kita Menjalani Kehidupan – Gal.3:23-24.
Baca Posts :
Blog Tentang Pendidikan Teologi Yang Alkitabiah, Interdenominasi Dan Kontekstual
Minggu, 07 Oktober 2012
Bebas Dari Belenggu Legalisme
Kolose 2:16-23. Hukum Taurat = Sarana Bagaimana Kita Menjalani Kehidupan – Gal.3:23-24.
Rabu, 19 September 2012
KASIH DALAM PENGORBANAN
Dalam Kitab Hosea pasal 1 diceritakan bahwa Tuhan menyuruh Hosea untuk menikahi seorang perempuan bernama Gomer, yang sehari-hari berprofesi sebagai WTS. Hosea menikahi perempuan itu dan ia melahirkan bagi Hosea 3 orang anak, 2 anak laki-laki dan seorang anak perempuan. Anak pertama laki-laki dinamai Yizreel, berdasarkan nama tempat pembunuhan politik di kerajaan Israel 10 suku oleh Yehu( 2 Raja 9). Anak yang kedua seorang anak perempuan dinamai Lo-Ruhama yang artinya, “tidak cinta”, dan anak ketiga seorang anak laki-laki dinamai Lo-Ami, yang artinya “bukan milikku”, karena Hosea tidak tahu apakah dia adalah ayah dari anak itu.
Cara Hosea menamai anak-anaknya menunjukkan betapa Gomer seorang perempuan yang tak bisa dipercaya meskipun ia telah menjadi isteri Hosea, isteri seorang nabi besar di Israel, seorang nabi yang sangat disegani oleh seluruh Israel termasuk para raja dan menteri. Meskipun telah menjadi isteri, Gomer tetap melakukan perselingkuhan. Gomer bahkan merindukan kembali kepada profesinya yang lama, kembali kepada pelukan para lelaki hidung belang. Bukan para lelaki itu yang mengejar Gomer, tetapi sebaliknya, ia sendiri yang mengejar para lelaki hidung belang tersebut (Hosea pasal 2). Puncaknya ketika ia lari meninggal rumah, suami dan anak-anaknya dan akhirnya terjebak hutang dan dijadikan budak pemuasan kebutuhan seksual.
Namun Hosea tetap mencintai isterinya, meskipun perilaku isterinya itu sudah sangat keterlaluan. Hosea datang membeli kembali Gomer dari tangan mucikarinya. Ia membeli kembali isterinya dengan harga yang sangat mahal, meskipun di mata orang lain isterinya sudah tidak memiliki nilai apa-apa. Hosea membeli dia sebesar lima belas syikal perak dan satu setengah homer jelai. (Hosea 3:2)
Memang kasih itu mengatasi segala-galanya, tak memandang kepada keburukan, atau kejelekan seseorang, tetapi kepada kebaikannya, bahkan meskipun tak ada kebaikan sama sekali, kasih itu menututpi semua kejelekan itu. Tuhan berkata dalam Yesaya 1:18: Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba.
Kasih itu bersedia mengampuni, meskipun perbuatan-perbuatan seseorang kepada kita sudah mencapai suatu tingkat yang tidak layak untuk diampuni. Paulus melukiskan kasih itu dalam I Korintus 13:4-7 sbb: “Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. “
Itulah bahasa kasih, bahasa cinta yang diungkapkan oleh Allah, betapa Ia sangat mengasihi kita. Ia bersedia menghapus semua pelanggaran kita, mengampuni kita dan menerima kita kembali sebagai anak-anakNya. Kasih Allah itu sempurna, tak berkesudahan, tak terbatas, dan tetap setia, meskipun kita tidak setia. Allah bahkan bersedia berkorban bagi kita melalui AnakNya Yesus, agar dosa-dosa kita disucikan dan kita dibenarkan dalam Dia. Amin.
Jumat, 14 September 2012
5 Tanda Pemimpin Bermasalah
Kalau pemimpin mulai menyalahgunakan kepercayaan yang diberikan terhadapnya, biasanya ia memperlihatkan salah satu atau lebih dari tanda-tanda berikut ini, yang menunjukkan bahwa mereka akan mendapatkan masalah.
1. Mengabaikan kelemahan karakternya
Sedari awal hidupnya, Simson bergumul dengan masalah seksual. Dan karena ia tidak berusaha mengekang hawa nafsunya, ia terus menerus keluar dari batas-batas yang ada. Bukannya menghormati perintah Allah untuk tidak menikahi wanita yang bukan Ibrani, ia malah meminta dinikahkan dengan wanita Filistin karena, seperti katanya, "sebab dia kusukai" (Hakim-Hakim 14:3). Belakangan ia tidur dengan para pelacur. Dan kehancurannya terjadi akibat hubungannya dengan Delila.
Setiap kali seorang pemimpin mengabaikan kelemahan dalam karaternya, ia akan menjadi semakin parah. Dan kelemahannya tersebut akhirnya akan membawanya kepada lingkaran setan yang menuju kepada kehancuran landasan moralnya sebagai pemimpin.
2. Mengandalkan tipu muslihat untuk melindungi diri
Kalau orang main-main dengan ketidak-taatan, seringkali mereka menggunakan tipu muslihat untuk melindungi diri sendiri. Yang pasti demikianlah halnya dengan Simson. Ia suka menggunakan teka-teki untuk menipu orang lain. Dan ketika ia benar-benar melewati garis batas ketaatan dengan berselingkuh dengan Delila, ia terus-menerus berbohong. Tiga kali ia berbohong kepada Delila tentang sumber kekuatannya untuk melindungi diri. Setiap kali seorang pemimpin memutar-balikkan kebenaran dengan cara apapun, itulah tandanya bahwa ia bermasalah.
3. Bertindak menurut kata hati
Berulang kali Simson bertindak menurut kata hatinya. Ia memilih istri secara serampangan. Ia tidak mempertimbangkan ganjaran-ganjaran memberikan teka-teki kepada para tamunya atau memberikan jawabannya kepada istrinya yang orang Filistin itu. Dan lebih dari satu kali ia bertempur mati-matian karena sifatnya yang menurut kata hati. Seorang pemimpin yang tak dapat mengendalikan temperamennya berbahaya bagi diri sendiri maupun bagi orang lain.
4. Menyalahgunakan karunia-karunia yang diberikan Allah
Simson memiliki kekuatan luar biasa dan pengurapan kudus, namun ia tidak mensyukurinya. Malah, ia terkadang menggunakan pengaruhnya untuk main-main demi mnghibur diri sendiri. Setelah ayah mertuanya memberikan istri Simson kepada pendamping Simson sebagai mempelai, Simson mengeksploitasikan apa yang diniatkan Allah untuk digunakan dalam membebaskan umat-Nya, untuk tujuan balas dendam pribadi. Itu mengakibatkan kematian ayah mertua serta puterinya.
Allah memberikan karunia dengan maksud tertentu, dan karunia itu selalu lebih besar daripada orang yang memilikinya. Namun kalau seorang pemimpin menyalah-gunakan karunia serta sumber-sumber daya yang diberikan Allah, pasti akan ada ganjaran yang tidak diinginkan.
5. Dikuasai oleh kelemahan tertentu
Mereka yang membiarkan dosanya akhirnya akan dikuasai oleh dosanya itu. Ketika Simson berjumpa dengan Delila, akhirnya ia kena batunya. Sang penipu ditipu; sang perayu dirayu. Ia main-main dengan Delila, walaupun ia tahu bahwa Delila di pihak musuh. Namun Delila unggul daripadanya, merayunya untuk mengutarakan isi hatinya (Hakim-Hakim 16:18). Itu adalah permainan yang berbahaya, di mana Simson kalah, dan mengakibatkannya kehilangan segalanya.
Ada orang yang menganggap bahwa ketidak-sempurnaannya yang pribadi takkan mendatangkan ganjaran secara publik, pada hal ya. Pemimpin tidak mungkin lolos dari siapa mereka sesungguhnya, dan apa yang mereka perbuat dalam kegelapan, akan ketahuan. Kalau yang diperbuat itu baik, karakternya maupun kepercayaan orang terhadapnya akan meningkat. Kalau buruk, segalanya yang diperbuat menjadi tidak berarti sedemikian rupa sehingga tiada lagi landasan berpijak baginya.
1. Mengabaikan kelemahan karakternya
Sedari awal hidupnya, Simson bergumul dengan masalah seksual. Dan karena ia tidak berusaha mengekang hawa nafsunya, ia terus menerus keluar dari batas-batas yang ada. Bukannya menghormati perintah Allah untuk tidak menikahi wanita yang bukan Ibrani, ia malah meminta dinikahkan dengan wanita Filistin karena, seperti katanya, "sebab dia kusukai" (Hakim-Hakim 14:3). Belakangan ia tidur dengan para pelacur. Dan kehancurannya terjadi akibat hubungannya dengan Delila.
Setiap kali seorang pemimpin mengabaikan kelemahan dalam karaternya, ia akan menjadi semakin parah. Dan kelemahannya tersebut akhirnya akan membawanya kepada lingkaran setan yang menuju kepada kehancuran landasan moralnya sebagai pemimpin.
2. Mengandalkan tipu muslihat untuk melindungi diri
Kalau orang main-main dengan ketidak-taatan, seringkali mereka menggunakan tipu muslihat untuk melindungi diri sendiri. Yang pasti demikianlah halnya dengan Simson. Ia suka menggunakan teka-teki untuk menipu orang lain. Dan ketika ia benar-benar melewati garis batas ketaatan dengan berselingkuh dengan Delila, ia terus-menerus berbohong. Tiga kali ia berbohong kepada Delila tentang sumber kekuatannya untuk melindungi diri. Setiap kali seorang pemimpin memutar-balikkan kebenaran dengan cara apapun, itulah tandanya bahwa ia bermasalah.
3. Bertindak menurut kata hati
Berulang kali Simson bertindak menurut kata hatinya. Ia memilih istri secara serampangan. Ia tidak mempertimbangkan ganjaran-ganjaran memberikan teka-teki kepada para tamunya atau memberikan jawabannya kepada istrinya yang orang Filistin itu. Dan lebih dari satu kali ia bertempur mati-matian karena sifatnya yang menurut kata hati. Seorang pemimpin yang tak dapat mengendalikan temperamennya berbahaya bagi diri sendiri maupun bagi orang lain.
4. Menyalahgunakan karunia-karunia yang diberikan Allah
Simson memiliki kekuatan luar biasa dan pengurapan kudus, namun ia tidak mensyukurinya. Malah, ia terkadang menggunakan pengaruhnya untuk main-main demi mnghibur diri sendiri. Setelah ayah mertuanya memberikan istri Simson kepada pendamping Simson sebagai mempelai, Simson mengeksploitasikan apa yang diniatkan Allah untuk digunakan dalam membebaskan umat-Nya, untuk tujuan balas dendam pribadi. Itu mengakibatkan kematian ayah mertua serta puterinya.
Allah memberikan karunia dengan maksud tertentu, dan karunia itu selalu lebih besar daripada orang yang memilikinya. Namun kalau seorang pemimpin menyalah-gunakan karunia serta sumber-sumber daya yang diberikan Allah, pasti akan ada ganjaran yang tidak diinginkan.
5. Dikuasai oleh kelemahan tertentu
Mereka yang membiarkan dosanya akhirnya akan dikuasai oleh dosanya itu. Ketika Simson berjumpa dengan Delila, akhirnya ia kena batunya. Sang penipu ditipu; sang perayu dirayu. Ia main-main dengan Delila, walaupun ia tahu bahwa Delila di pihak musuh. Namun Delila unggul daripadanya, merayunya untuk mengutarakan isi hatinya (Hakim-Hakim 16:18). Itu adalah permainan yang berbahaya, di mana Simson kalah, dan mengakibatkannya kehilangan segalanya.
Ada orang yang menganggap bahwa ketidak-sempurnaannya yang pribadi takkan mendatangkan ganjaran secara publik, pada hal ya. Pemimpin tidak mungkin lolos dari siapa mereka sesungguhnya, dan apa yang mereka perbuat dalam kegelapan, akan ketahuan. Kalau yang diperbuat itu baik, karakternya maupun kepercayaan orang terhadapnya akan meningkat. Kalau buruk, segalanya yang diperbuat menjadi tidak berarti sedemikian rupa sehingga tiada lagi landasan berpijak baginya.
Langganan:
Postingan (Atom)